“Jadi, sisa tahun ini ada rencana jalan-jalan kemana lagi?” Tanya seorang teman kepada saya pada suatu siang di coffee shop.
“Hmm.. kayanya belum ada rencana lagi” jawab saya gamang.
Tapi kalau dipiki-pikir, sebenernya bukannya belum ada sih. Keinginan traveling itu selalu ada. Sejak pertama kali merasakan backpacking ke beberapa negara ASEAN pada akhir tahun 2009, saya merasakan sensasi dan manfaat traveling yang luar biasa. Jadi keinginan traveling itu pasti selalu ada. Walaupun dengan cepat saya menjawab “belum ada”, sebenarnya pikiran saya sembari menjelajah membayangkan saya sedang bersantai di sebuah kamar hotel yang tenang di Ubud atau menikmati sunset di deck kapal kayu yang membawa saya sailing trip dari Lombok Timur ke Labuan Bajo. Belum lagi cita-cita mencumbu pagi di Lolai, sebuah desa di atas awan yang berada di Tana Toraja. Kalau diturutin, ya banyak sekali daftar tempat di Indonesia tercinta yang mau didatangi. Tapi itulah, seiring bertambahnya umur, bertambah pula daftar keperluan dan kewajiban investasi, sehingga agar acara traveling bisa jalan terus saya memang harus lebih cermat merencanakan sebuah perjalanan.
Dulu sih, bisa dengan mudahnya tanpa pikir panjang hunting Tiket Pesawat dadakan tanpa harus mencari tahu mana yang lebih efisien, yang penting murah dan jadi berangkat. Sekarang? ya harusnya sudah lebih pinter dong ya, supaya lebih efisien dan uang yang kita keluarkan tidak terbuang sia-sia mubazir karena kita kurang cermat. Kembali ke beberapa tahun silam, berawal dari ketidaksengajaan berkenalan dengan Skyscanner, malah membuat saya ketergantungan sama Skyscanner hingga sekarang.
Bisa dibilang, hampir setiap mau traveling saya selalu cek ke Skyscanner untuk mencari perbandingan harga tiket pesawat. Awalnya memang sebatas cek-cek harga tiket saja, tapi setelah saya subscribe, ternyata webnya juga menyuguhkan bermacam-macam info dan tips seputar traveling, lengkap!
Semenjak rajin cek-cek dulu sebelum traveling, sudah beberapa kali saya akhirnya sukses membeli Tiket Pesawat Garuda dengan harga oke berkat Skyscanner hehe. Waktu awal-awal seneng traveling, kayanya kalau cari tiket jalan-jalan maunya dapet harga yang termurah, gak peduli maskapainya apa. Padahal, belum tentu harga yang termurah adalah yang efisien. Bisa saja memang paling murah, tapi belum termasuk bagasi dan terkadang transit dulu beberapa jam. Durasi transit yang panjang kadang membuat kita lebih lelah, belum lagi biaya yang bisa keluar saat transit seperti makan dan minum bahkan penginapan sewaktu menunggu. Selain itu, biaya yang murah juga belum termasuk makanan. Bayangkan jika perjalanan kita lebih dari lima jam, pastinya kita harus merogoh kocek lagi untuk membeli makanan di pesawat. Dari hal-hal yang sudah saya sebutkan, membuat saya menyimpulkan bahwa maskapai yang termurah belum tentu efisien.
Selain itu, setelah rajin compare dengan menggunakan Skyscanner, ternyata saya sering menemukan bahwa harga tiket maskapai lain yang termurah sering hanya berbeda sedikit saja dengan Tiket Pesawat Garuda Indonesia, sehingga beberapa kali akhirnya saya dapat harga yang reasonable dari Garuda Indonesia yang pelayanannya tidak diragukan lagi. Yay, happy banget!
Saya yakin, sebenarnya sudah banyak traveler yang sudah memahami bagaimana Skyscanner memberikan info dari tiket pesawat, hotel hingga penyewaan mobil berikut dengan perbandingan harganya. Nah, bagi yang belum familiar, coba deh segera register dulu skyscanner via web. Oh ya, satu hal lain yang membuat saya ketergantungan akses Skyscanner karena ada aplikasinya juga di smartphone, jadi dimana pun saya bisa langsung cek dan gerak cepat dapet info-info menarik hehe.
Setelah register, jangan lupa untuk berlangganan buletinnya supaya selalu mendapatkan update info-info menarik seputar traveling. Misalnya, saya bisa segera mendapatkan pemberitahuan jika ada penawaran terbaik, tips-tips yang berguna dalam merencanakan perjalanan (Contoh: cara merubah jadwal penerbangan), hotel-hotel dan penyewaan mobil yang direkomendasikan berdasarkan pencarian terakhir saya.
Saya bahkan bisa mendapatkan update pergerakan harga dari flight yang sedang kita cari lho! Suka banget sama fitur yang ini, karena saya jadi tau tiket ke tempat tujuan yang saya incar mengalami penurunan harga atau kenaikan harga.
Sekedar berbagi pengalaman saya, pernah waktu itu saya dimintakan bantuan oleh teman untuk cek perbandingan harga dari Jakarta ke Osaka. Setelah saya cek, saya memilih “price alert” agar bisa mendapatkan update pergerakan harga. Sehingga, selama seminggu saya dapat notifikasi pergerakan harga tiket pesawat Garuda dari Jakarta ke Osaka. Ketika dapat notifikasi harga tiket tujuan mengalami penurunan harga, saya langsung info ke teman untuk eskekusi pembelian tiket. Cihuy banget kan?!
Flashback beberapa kali menjelajah nusantara dengan Garuda Indonesia, memang bikin ketagihan. Pelayanannya melebihi ekspetasi saya, kursinya (tentu saja) nyaman dan yang paling penting, saya hampir tidak pernah mempunyai pengalaman delay dengan Garuda Indonesia, sekalipun pernah delay saat itu memang dikarenakan cuaca. Kalau menggunakan Garuda Indonesia untuk long flight, sudah lah saya tak perlu khawatir lagi, karena saya dapat menikmati bermacam hiburan video dan audio dengan LCD touch screen.
Bosen? Saya bisa menatap jendela ala model di video klip sembari mendengarkan Coldplay atau David Bowie. Bosen dengerin lagu, bisa langsung switch nonton film favorit saya Harry Potter (yang gak bosan-bosannya saya tonton terus haha). Kadang sebelum traveling dengan Garuda Indonesia, saya suka iseng cek terlebih dahulu di web Garuda Indonesia kalau pengen tau film-film apa saja yang diputar di Garuda Indonesia setiap bulannya.
Saya ingat sekali pertama kali dapat promo tiket pesawat Garuda Indonesia hasil dari pencarian perbandingan tiket di Skyscanner itu tahun 2012, waktu saya ke Lombok dengan harga tiket pesawat Rp890.000 saja.
Setelah itu, jadi langganan deh menjelajah nusantara dengan Garuda Indonesia, beberapa destinasi yang telah saya kunjungi mulai dari Yogyakarta, Bali hingga Malang. Walaupun destinasi tersebut tergolong mainstream, semua perjalanan yang saya alami pastinya mempunyai kisah tersendiri yang menjadi ‘investasi jiwa’. To travel is to live, begitu katanya hehe.
Dari beberapa kali mengunjungi Bali, perjalanan berkunjung ke Nusa Lembongan adalah salah satu yang paling seru. Kenapa? Karena biasanya kalau ke Bali saya jalan-jalan manja (baca: nyobain kafe-kafe pinggir pantai day-to-day, belanja, makan, leyeh-leyeh cancik nunggu sunset), waktu ke Nusa Lembongan malah terpaksa keliling pulau naik motor. Untuk mengililingi Nusa Lembongan memang hanya diperbolehkan naik motor. Jalanannya pun banyak yang kurang bagus. Jadilah saya ini yang sehari-hari naik Busway dan Gojek, terpaksa naik motor tertatih-tatih demi bisa menjamah Nusa Lembongan yang indah. Hasilnya, saya malah banyak berkenalan dan bernteraksi dengan peduduk setempat karena seringnya tersesat. Serunya lagi, saya juga berkenalan dengan wisatawan asing yang memilih meninggalkan negaranya dan tinggal di Nusa Lembongan. Mendengarkannya bercerita tentang Bali, membuat saya semakin jatuh hati dengan nusantara tercinta.
Sembari menyusun rencana perjalanan saya selanjutnya, saya tentunya terus memantau info promo tiket pesawat Garuda Indonesia di bulan April 2018 di web Skyscanner, siapa tau destinasi incaran saya masuk ke dalam penawaran promo menarik.
Anyway, kenapa sih saya pengen banget menjelajah destianasi impian saya di nusantara tercinta? Jika di awal saya sudah sebutkan beberapa destinasi impian saya, sekarang saya jabarkan sedikit saja yaa..
Siapa yang gak kenal Labuan Bajo? Dengan sederet destinasi terkenal seperti Pulau Komodo, Pulau Padar, Gili Laba dan Pink Beach, sudah pasti membuat Labuan Bajo menjadi destinasi impian pelancong yang suka berpetualang. Selain destinasi tersebut, ada beberapa tempat yang ingin sekali saya datangi jika saya ke Labuan Bajo dan sepertinya tempat-tempat ini masih jarang diulas di dunia maya. Salah satunya adalah Air Terjun Cunca Wulang yang terletak di Desa Wersawe, Manggarai Barat NTT atau terletak di antara Labuan Bajo dan Ruteng. Diapit tebing-tebing tinggi berwarna kecoklatan, beratap rindangnya pepohonan serta kolam air berwarna hijau turquois, rasanya tidak ada alasan untuk tidak mengunjungi Air Terjun Cunca Wulang.
Selain Air Terjun Cunca Wulang, sebuah pulau kecil nan eksotis bernama Pulau Seraya juga menjadi incaran saya di Labuan Bajo. Masih di Kabupaten Manggarai Barat NTT, Pulau Seraya yang hanya berjarak kurang lebih 10 kilometer saja dari pusat kota Labuan Bajo membuat saya penasaran. Konon meskipun pulau ini tak besar, namun pemandangannya sangatlah Indah. Menurut info yang saya dapat di internet, garis pantainya tak sampai 1 kilometer. Foto jejeran bungalow-bungalow indah yang berbaris rapi di pinggir pantai, sukses membulatkan tekad saya untuk menjelajahnya. Siapa yang tak mau bangun tidur di pagi hari ditemani suara deburan ombak serta pemandangan pasir putih yang hanya sejengkal saja dari pandangan mata?
Salah satu destinasi impian sejak lama itu adalah sebuah kampung bernama Lolai. Terletak pada ketinggian 1.300mdpl di Tana Toraja, tidak heran jika kampung bernama Lolai itu dijuluki “Negeri di Atas Awan”, karena memang kita bisa merasakan sedang berdiri di atas awan, layaknya berdiri di sebuah permadani nan luas yang membentang. Di kampung Lolai ini, pengunjung juga bisa menginap/homestay di rumah adat khas Toraja atau yang disebut Tongkonan atau bisa juga mendirikan tenda/camping. Melihat dari fotonya saja sudah membuat saya terkagum-kagum. Inilah sebabnya mencumbu mentari pagi di Lolai selalu ada dalam bucket list saya.
Tidak hanya Lolai, menyaksikan ritual Ma’nene juga memperkuat keinginan saya mengunjungi Tana Toraja. Ritual Ma’nene adalah ritual mengganti pakaian jasad leluhur masyarakat di Toraja dalam rangka menghormati leluhurnya. Hasil membaca dari berbagai sumber di internet, pelaksanaan ritual ini dilaksanakan pada bulan Agustus setelah melewati masa panen. Setelah membaca cerita dan liputan tentang ritual Ma’nene ini, bagaimana jenazah yang berumur ratusan tahun dikeluarkan dari peti, kemudian dibersihkan hingga digantikan dengan pakaian yang baru semakin membuat saya ingin menyaksikan langsung ritual adat ini.
Belum lama, kota Padang menjadi incaran. Berawal dari beberapa bulan lalu ketika saya mengunjungi Sumatera Barat dalam rangka acara kantor, yang mengharuskan saya mengecek itinerary dan survey tempat sebelum acara berlangsung. Secara tidak sengaja saya ‘berkenalan’ dengan sebuah gambar di internet yang sekilas sangat mirip di New Zealand. Setelah ditilik, ternyata itu adalah sebuah tempat milik Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU) Padang Mangatas yang terletak di dataran tinggi Gunung Sago atau sering disebut Padang Mangateh. Selain sejuk, pemandangan Padang Mangateh yang hijau royo-royo ini memanjakan mata banget. Sayang sekali, waktu saya ke Padang, tidak sempat mampir ke Padang Mangateh ini karena acara kantor cukup padat.
Setelah pulang dari Sumatera Barat, saya langsung membuat price alert di Skyscanner supaya bisa dapat harga tiket Garuda Indonesia ke Padang yang oke. Saya terus membulatkan tekad harus kembali lagi ke Sumbar untuk menyaksikan indahnya Padang Mangateh. Lagipula, saya benar-benar tak menyangka jika Sumatera Barat itu indah nian! Belum lagi makanannya yang enaknya susah dilupakan :).
Nah, ini info perubahan harga tiket penerbangan Garuda Indonesia dari Skyscanner pun sudah sukses masuk ke inbox saya, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk eksekusi hehe.
Buat yang belum pernah mengunjungi Sumatera Barat, ini sedikit foto-foto sewaktu saya ke Sumatera Barat beberapa bulan lalu.
Setelah daftar destinasi impian sudah mejeng di Blog ini, sekarang tinggal saya rajin-rajin berselancar di skyscanner deh. Saatnya menjadi traveler yang cerdas dan mari menjelajah nusantara bersama Skyscanner!
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh ID Corners dan Skyscanner