Sebenernya sih, saya sotoy aja mengkategorikan tempat ini sebagai Beach Club. Sejujurnya, kurang tau juga, tempat yang bagaimana sih yang bisa dikategorikan sebagai Beach Club. Perkiraan saya ya mungkin Beach Club itu sebuah restoran yang berada di tepi pantai, mempunyai suasana nyaman untuk bersantai dengan music yang oke (catet: bukan musik taratung-tung pantura) atau kalau punya kolam renang ala infinity pool kayanya bisa jadi nilai tambah.
Nah, contoh Beach Club terkenal di Bali tuh kayak:
- Finn’s Beach Club (sekarang namanya jadi Sundays Beach Club, sedangkan Finn’s Beach Club pindah lokasinya ke daerah Canggu)
- Ku De Ta
- Woo Bar
- Potato Head Beach Club
- EL Kabron
- Cocoon Beach Club
- Karma Beach Club
- Komune Beach Club
- Klapa
Banyak yekan :D. Dari list di atas hanya beberapa yang pernah saya datangi dan memang tempatnya enak banget. Nama Single Fin sebenernya saya baru denger setahun yang lalu, atas referensi dari temen yang tinggal di Bali.
Kemarin-kemarin itu akhirnya iseng-iseng nanya lagi “Kalau mau leyeh-leyeh liat sunset enaknya di mana sih sekarang? Jangan bilang La-Plancha ama Potato Head ya, karena udah terlalu sering denger” *hahaha, mbaknya sok banget! Padahal belom pernah ke La-Plancha. Entah kenapa gak terlalu kepingin, atau kapan-kapan aja gitu kalau ke Bali lagi. Temen bilang “Coba ke Single Fin aja lah atau ke The Lawn yang di Batu Bolong Beach”.
Hah! Hadeuh. Minta satu referensi keluar dua referensi. Jadi nambah aja list yang harus didatengin. Oke, The Lawn kapan-kapan aja . Akhirnya Beach Club untuk nungguin sunset yang saya pilih adalah : Single Fin!
Single Fin ini letaknya di Pantai Suluban, Jl. Labuan Sait, Uluwatu – Pecatu. Kalau udah gak asing sama lokasi Blue Point yang infinity poolnya selalu laku keras untuk foto-foto, Single Fin ini tepat di sebelahnya banget. Jadi sambil nungguin sunset, bisa sambil ngeliatin pasangan-pasangan calon manten yang lagi pada foto pre-wedding di sebelah :D. Percaya atau enggak, waktu saya kesana ada lima pasang yang lagi foto-foto :O. Si mbak aja blom pernah ngerasain prewedd *tersirat curhat tahunan
Tidak seperti Beach Club ‘mewah’ kebanyakan yang biasanya mengenakan minimum payment atau entrance fee buat sekedar liat sunset sama mimik es teh manis, Single Fin ini lebih selaaaw. No entrance fee, no dress up, no mahal-mahal-tapi-porsi-makanan-seuprit. Satu yang perlu dicatat bagi calon pengunjung adalah: Datanglah lebih awal kalau mau dapet tempat duduk yang oke!
Jadi ceritanya, jam 3 sore saya udah males mau kemana-mana lagi di Bali, pengennya langsung aja ke tempat yang bisa buat santai sambil nungguin Sunset. Karena kecepetan, jam setengah 4 udah sampai di Single Fin. Tadinya sih yakin banget, setengah 4 itu masih terlalu siang untuk nungguin sunset, pasti lah Single Fin ini masih sepi. Ternyata, kenyataan berkata lain. Tempat duduk di lantai dua yang paling pinggir (menghadap laut) sudah habis terisi semua. Memang masih tersisa beberapa meja kosong, tetapi view laut terhalang. Atau masih tersisa di lantai bawah, tetapi baru dibuka jam 4 sore, ini pun sudah antrii banget sama bule-bule.
Konsep tempat duduk di Single Fin itu sebenarnya sungguh sederhana. Di lantai atas tersedia dua deck yang sepanjang pinggir decknya dihiasi tempat duduk tinggi menghadap ke laut dan beberapa meja untuk kapasitas 5-6 orang. Bisa ditebak, tempat favorit adalah jejeran bangku-bangku yang menghadap ke laut. Di lantai paling bawah juga tersedia tiga deck/area, yang membedakan dengan lantai atas adalah di lantai paling bawah tersedia area khusus bangku/sofa (harus melalui reservasi) dan standing area untuk Sunday Sessions. Nah, untuk area sofa atau VVIP itu ada minimum paymentnya, sekitar 2jt untuk hari biasa kecuali hari minggu dan untuk area VVIP ini baru dibuka jam 5 sore setiap harinya.
Beruntung waktu itu ada bule yang mau udahan, jadi saya bisa langsung duduk manis menghadap ke laut di lantai dua. Padahal masih terang dan panas, alhasil sekali-kali neduh ke deket bar, soalnya si mbak takut tambah item :D.
Walaupun di Single Fin gak bisa leyeh-leyeh (baca: rebahan di sun bed pinggir pantai), tapi saya suka banget sama suasana di Single Fin. Bener-bener santai. Lagu-lagunya pun lumayan lah DJnya waktu itu. Konon bisa request juga katanya. Harga minumannya masih oke di kantong. Harga makanannya masih reasonable untuk kategori Beach Club. Untuk makanan tradisional kaya Nasi Goreng, harganya sekitar 75k atau Mie Goreng sekitar 95K. Waktu itu sempet ngintip bule sebelah pesen mie goreng, ternyata porsinya gede juga. Jadi, sepadan kan ya sama harganya :). Saya isengnya ngemilin Pizza aja. Memang kalau yang kere kaya akoh mah, pesennya yang bisa sharing sama mimik es teh. Mungkin si mbak lupa, ini bukan lagi di warteg.
Untuk menu bisa dilihat kisi-kisinya di http://www.singlefinbali.com/food-drinks/ .
Menjelang sunset, Single Fin bakalan rame banget. No more space buat yang dateng telat kecuali rela berdiri sambil megang minuman kayak di kondangan. Tapi tampaknya bule-bule santai aja berdiri, sambil ketawa ketiwi, mungkin ini yang membuat suasana di Single Fin lebih fun dari Beach Club lainnya. Di Single Fin ini, kalau setiap hari Minggu ada party yang kondang dengan nama Sunday Sessions. Waktu itu kebetulan saya datang di hari Minggu, tapi gak ikutan rame-ramenya, karena apalah daya, sudah jumbo.. eh jompo, abis adzan maghrib aja udah nguap lebar -_-“, umur memang susah dibohongi.
After all, mau banget kesini lagi kalau ke Bali, mungkin pengen ikutan sampe agak malem *siapin koyo sekardus.
Single Fin Bali ~ http://www.singlefinbali.com/
Pantai Suluban, Jl. Labuan Sait, Uluwatu, Kuta Selatan, Pecatu, Bali || +62 361 769941
Opening hours : Monday ~ Tuesday, Thursday ~ Saturday : 10am – 10pm | Wednesday 10am – Midnight | Sunday 10am – 1am