===================================================================
Sebenarnya, kunjungan Kiyomizudera ini harusnya sudah didatangi sewaktu pertama kali visit ke Jepang. Namun apa daya, karena terlalu heboh bikin itinerary, banyak yang (terpaksa) harus dilewatkan, salah satunya Kiyomizudera ini. Padahal, ini salah satu icon wajib Kyoto yang wajib dikunjungi.
Setelah ribet check in di Ryokan yang ciamik, saya langsung buru-buru menuju Kiyomizudera, karena tau bakalan ngabisin waktu nyasar naik subway dan bikin tambah lama di perjalanan, sedangkan temple Kiyomizu tutup jam 6 sore.
Gak usah dijelasin yaa naik apa kesananya, lengkap banget lho infonya disini www.japan-guide.com/e/e3901.html. Berulang-ulang saya bilang, kalau cintaa sekali sama Kyoto, karena bisa dengan mudahnya menemukan penduduk setempat memakai yukata dimana-mana. Begitu juga waktu naik bus ke Kiyomizu, saya banyak ketemu adek-adek gemes pakai yukata.
Ah, pokoknya, harus kejadian nih foto-foto make Yukata kali ini 😀 . Karena tadinya mau pakai Yukata di Kyoto, sambil jalan-jalan, tapi setelah mikir-mikir, kok kayanya ribet ya untuk saya yang langganan nyasar naik turun stasiun subway. Belum lagi, sampai sana sudah hampir sore, jadi sayang, bayar penuh tapi cuma sebentar gaya pake yukatanya hehe</p>
Belum lagi ngeliat pemandangan ini..
Setelah turun dari bis, ada penunjuk jalan bergambar tanjakan menuju Kiyomizu. Oh no.. kejadian lagi harus kardio pas musim dingin kaya waktu ke Osaka Castle. Bagi turis pemalas macam cicik ini, sungguh deh.. bukannya bikin tambah kurus, malah bikin tambah gemuk (soalnya abis nanjak, cape, makan tambah banyak T_T).
Jalan menuju Kiyomizu memang nanjak pemirsa! Tapi, ternyata tidak membosankan dan melelahkan sama sekali. Malah saya ketagihan. Apa pasal? Karena ternyata sepanjang jalan menuju Kiyomizu banyaak banget toko-toko makanan dan toko souvenir yang super lucu-lucu. Tidak heran kalau kuil Kiyomizu ini sering disebut-sebut sebagai kuil yang paling terkenal di Kyoto, lha wong rame banget gini di jalan akses masuknya. Belum lagi jalanannya yang keciil dengan ramainya toko di kiri-kanan, jadi membuat jalanan akses ini tambah keliatan heboh.
Jalan yang heboh tapi menggemaskan ini namanya Kiyomizu-Zaka.
Ramainya bukan gara-gara toko lucu-lucu bertebaran aja, tapi juga banyak pemandangan-pemandangan yang bisa bikin kita berhenti sejenak.
Lucu banget!
Keasikan clingak-clinguk di jalan Kiyomizu-zaka bener-bener bikin lupa kalau tujuan utama adalah ke kuil hehe. Agak susah menahan iman untuk gak mampir ke toko-tokonya yang lucu-lucu, sampai bingung memilih toko mana yang mau ditengok. Jangankan toko souvenir, toko makanan kecil aja lucu-lucu banget bentuk dan kemasan makanannya, jadi penasaran pengen nyoba ini-itu. Memang sih di daerah ini agak mahal, mengingat ini daerah turis garis keras. Jadi sebisa mungkin menahan godaan belanja disini ya!
Gerbang masuk kuil ternyata tidak jauh dari ujung jalan Kiyomizu-zaka. Untuk melewati gerbang, pengunjung harus melewati anak-anak tangga, lumayan bakar kalori cemilan-cemilan yang udah duluan masuk. Gerbang kuilnya cantik banget. Anehnya, arsitekturnya kok mirip bangunan China dengan warna merah yang khas. Gerbang ini namanya Nio-mon, atau Deva Gate.
Di Kyoto mungkin layaknya Jogja bagi Indonesia, tempat siswa siswi <em>study tour</em> ke tempat-tempat bersejarah. Jangan heran, kalau di Kyoto, khususnya Kuil Kiyomizudera, banyaak banget dedek-dedek gemes imut-imut berseragam sekolah ke khas jepang, pada berbondong-bondong ke tempat ini.
Biaya masuk kuil ini 300 yen saja, tapi kayaknya kalau Spring atau Fall lebih mahal, karena pemandangannya CANTIK banget! Pemandangan Kiyomizudera di musim semi dengan bunga sakura atau musim gugur dengan daun-daun momiji yang berwarna oranye, pasti selalu ada kalau googling dengan keywords “Kiyomizudera”.
Tapi musim apapun, kuil ini kabarnya tidak pernah sepi, malah cenderung terlalu ramai apalagi di bangunan utama kuil Kiyomizudera. Terletak seperti di atas tebing, sebenarnya bangunannya hanya terbuat dari kayu-kayu besar dari batang pohon cemara yang berwarna coklat. Kayu-kayu itulah yang dijadikan tiang penyangga kuil yang konon sudah berumur ribuan tahun. Sayang sekali, saya gak sempet ngecek detail bangunannya yang katanya tidak menggunakan paku sedikit pun, karena jalan saja susah saking ramenya.
Sayang banget, pas sampai di atas, langit mendung, jadi hanya kaya gitu aja deh dapet gambarnya. Di dalam kuil penuh sesak, karena banyak juga orang yang melakukan kunjungan untuk berdoa. Dari sini juga kita bisa lihat pemadangan kota Kyoto (yang mendung -_-) . Kalau dilihat dari keseluruhan bangunannya, hebat banget ya kuil sebegitu besar bangunnya gak pakai paku? mungkin karena umur dan konstruksi bangunannya, kuil ini juga dinobatkan UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia.
Nah, foto si mbak yang di atas itu tuh, spot rebutan buat orang-orang foto.. jadi harus rela gantian atau cepat tanggap kaya ibu-ibu rebutan taksi di depan ambas hari jumat siang. Kebayang dong, gimana si mbak ini dipelototin anak-anak sekolah yang pada mau foto, karena si mbak dengan santainya pose ala kalender galau gini :D, maap dek..
Puas keliling-keliling, karena makin sore, saya sama teman-teman menuju ke arah pintu keluar. Setelah kardio sedikit karena harus nurunin anak tangga, ketemu titik keramaian yang lain di sebuah pendopo kecil yang ada air mengalir dari atapnya. Penasaran ini apa sih? Terus banyak pengunjung yang antri panjaang banget supaya bisa ngambil air yang jatuh dari atap pakai gayung.
Setelah baca papan penunjuk, ternyata ini adalah aliran air terjun Otawa yang dianggap suci oleh penduduk setempat. Makanya, mereka rela antri panjang-panjang demi bisa meminum air terjun Otawa ini. Belakangan baru tau, kalau arti Kiyomizudera itu adalah “the temple of clear water”. Sebenernya penasaran pengen nyoba, tapi keburu jiper liat antriannya.
Susah banget mau ninggalin kuil ini, karena pas mau pulang pun banyak pemandangan yang baguus banget, jadi sedikit-sedikit berhenti buat foto, sedikit-sedikit berhenti buat duduk sebentar menikmati panorama yang menawan *tsah.
Pulangnya sengaja ga lewatin Kiyomizu-zaka lagi, karena ada misi menemukan satu pagoda gara-gara gambarnya selalu nongol di google kalau lagi baca-baca tentang Kiyomizu. Katanya sih, masih deketan sama kuil ini, tapi beda blok aja, akhirnya dengan ikhlas kami muter-muter di beberapa blok.
Nah, akhirnya pagodanya ketemuu!
Walaupun Pagoda udah ketemu, tapi sayangnya, bukan ini angle yang kita mau hahaha.. ya gitu deh, agak perfeksionis ceritanya. Jadilah coba-lagi-award ngelilingin area pagoda, demi dapetin angle dan background yang mirip sama di google (pastinya setelah puas sampe gigi kering dong foto-foto disini).
Akhirnya, ketemuu! ini loh yang kita cari hehe.. pas banget banyak yang pakai yukata disini. Ih, cantik banget, suka!
Bodohnya, sampai sekarang kita gak tau ini nama pagodanya apa 😀 , gara-gara waktu itu sudah tidak boleh masuk karena ada ritual berdoa bagi penduduk setempat. Jadinya, langsung aja deh pulang menuju halte bus. Pas pulang, sengaja melewati jalan Ninnen-zaka dan Sannen-zaka yang juga mempunyai banyak toko-toko cinderamata dan makanan seperti di Kiyomizu-zaka. Tapii.. disini suasannya cenderung lebih sepi dan jalannya yang lebih luas dari pada Kiyomizu-zaka yang crowded.
Di jalan ini, saya betah banget. Lebih suka disini daripada Kiyomizu-zaka yang padat. Di sini kesannya lebih menenangkan dan menyenangkan. Cocok banget buat menikmati ice cream matcha atau segelas ocha panas hangat 🙂
Karena sudah sore, satu hari ini ya tujuannya cuma Kiyomizudera aja, sisanya sampai malam santai, sama kuliner wajib (sushi) deh!
Sempet sih mampir lagi ke Gion hehe, padahal tahun lalu juga udah kesini. Tapi entah kenapa mau lagi mampir ke Gion untuk liat Geisha. Kali ini, kami semua kembali beruntung karena ketemu Geisha (lagi) yang mau berangkat ke pertunjukan.
Dari Gion, langsung ke acara wajib, MAKAN SUSHI! yaay..
Karena males nyasar-nyasar lagi, kita milih resto sushi yang tahun lalu pernah didatengin di daerah Ebishucho, namanya Musashi Sushi. Tapi siapa bilang, ke tempat yang pernah didatengin gak pake nyasar? tetep aja kita nyasar-nyasar juga :
Kalau pengen coba, bisa baca-baca reviewnya di tripadvisor. Murah dan enak. (kayanya sih semua sushi di jepang enak ya hehe).